JURNALSEMBILAN.MY.ID, JAKARTA –
Ketua Komisi VI DPR RI Faisol Riza mengungkapkan, Pertamina saat ini memiliki bahan baku yang sangat cukup untuk mengembangkan produk petrochemical. Meski demikian, ia berpesan agar pertamina melakukan perhitungan secara cermat jika ingin mengembangkan sayapnya di bisnis petrochemical.
“Ya memang pertamina nemiliki bahan baku yang sangat cukup untuk mengembangkan produk produk petrochemical. Tetapi mungkin perlu dihitung secara cermat apakah produk-produk itu yang sekarang kita impor banyak, salah satunya methanol, itu dibutuhkan industri dalam negeri atau memungkinkan untuk memasok pasar luar,” kata Faisol Riza dalam siaran persnya, Kamis (6/1/2022).
Ia menilai langkah yang dilakukan Pertamina ini sangat baik, namun perlu melihat keseimbangan dalam bisnis ke depan. Terlebih ekonomi bangsa saat ini sedang terpukul, bahkan ada juga kekhawatiran akan meningkatnya inflasi akibat pandemi Covid-19.
“Kalau inflasi meningkat, daya beli masyarakat menurun dan kalau menurun maka produk-produk manufaktur mungkin tidak terbeli juga. Nah kalau misalnya produk-produk itu yang disebut sebagai kelanjutan dari bahan baku petrochemical tadi, apakah tepat untuk diproduksi hari ini,” tambahnya.
Langkah Pertamina mengembangkan petrochemical ini akan berjalan baik jika bahan baku produk Pertamina sendiri bisa disimpan dan bisa dimonetisasi, hingga tidak mengakibatkan kerugian karena tidak terserap oleh pasar.
Politisi Fraksi PKB ini menyadari betul, Indonesia masih membutuhkan bahan baku obat yang sejauh ini masih bergantung pada impor. Ia menilai langkah Erick Thohir untuk mengembangkan petrochemical sangat tepat. “Kalau bahan baku obat, memang kita sangat membutuhkan. Dan itu selama ini bahan bakunya masih impor. Memang akan sangat baik jika diproduksi di dalam negeri. Tapi sekali lagi mohon ditimbang dengan baik rencana besar ini supaya tidak salah sasaran,” pungkasnya.
Diketahui, PT Pertamina (Persero) saat ini tidak hanya fokus pada bisnis Bahan Bakar Minyak (BBM), tetapi juga mulai melebarkan sayap. Salah satunya akan masuk dalam bisnis petrochemical. Upaya ini diharapkan mampu mengurangi beban Indonesia terhadap baku obat maupun bahan baju-bajuan yang saat ini masih di impor.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir sendiri memastikan bisnis baru Pertamina itu akan berjalan. Pasalnya, Indonesia tertinggal dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand yang lebih dulu menggarap bahan kimia yang diperoleh dari bahan bakar fosil tersebut. (red)
Sumber : Portal DPR RI