banner 970x250
BERITA  

Pelibatan Sipil dan Pemberdayaan Perempuan Jadi Kunci Penanggulangan Ekstremisme di Indonesia

Avatar photo
Pelibatan Sipil dan Pemberdayaan Perempuan Jadi Kunci Penanggulangan Ekstremisme di Indonesia.(*/Jaya)
banner 120x600
banner 468x60

JAKARTA | JURNALSEMBILAN.COM – Upaya pencegahan ekstremisme di Indonesia semakin menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat sipil. Pendekatan yang dilokalkan dan mendukung partisipasi aktif perempuan dinilai efektif dalam menciptakan intervensi yang berkelanjutan.

Steering Committee Working Group on Women and Preventing/Countering Violent Extremism (WGWC), Ruby Kholifah, mengatakan bahwa sinergi antara pemerintah dan masyarakat adalah kunci keberhasilan program pencegahan ekstremisme. Pelibatan unsur masyarakat sipil di dalam sebuah platform resmi yang diwadahi pemerintah menjadi salah satu ciri yang menonjol dan progresif untuk penanggulangan ekstremisme di Indonesia.

banner 468x60

“Saya pikir ini adalah satu-satunya wadah di mana pemerintah dan masyarakat bisa saling bekerja sama dalam kerangka birokrasi untuk menghadapi isu yang dihadapi bersama,” kata Ruby Kholifah dalam webinar Localizing Preventing and Countering Violent Extremism (PCVE) Strategies yang digelar Rabu (23/10/2024).

Di tanah air, pelibatan aktif masyarakat, terutama perempuan ini sudah menjadi agenda kerja utama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) via framework gender mainstreaming. Pengarusutamaan gender dalam kontra radikalisasi ini bertujuan untuk memberdayakan perempuan sebagai agen perubahan dalam masyarakat.

BNPT berupaya menciptakan ruang bagi perempuan untuk berkontribusi dalam dialog dan pengambilan keputusan terkait pencegahan ekstremisme. Dengan demikian, perempuan tidak hanya dilihat sebagai korban, tetapi juga sebagai pemimpin dan penggerak dalam komunitas mereka.

Ruby yang juga merupakan Direktur The Asian Muslim Action Network (AMAN) Indonesia menyoroti bahwa dunia terorisme sering kali didominasi oleh maskulinitas, yang salah satunya ditunjukkan dengan citra “man in uniform”. Namun, ia juga menggarisbawahi bahwa perempuan kini menjadi salah satu kelompok paling rentan terpapar radikalisme.

Keterlibatan perempuan tidak hanya sebagai palu pasif, namun juga agen pasif. Namun di sisi lain perempuan juga punya peran penting di komunitas lokal sebagai agen PCVE. Lebih jauh, Ruby menekankan bahwa program lokal lebih efektif dalam menciptakan intervensi yang berkelanjutan dan memberi ruang bagi masyarakat untuk terlibat dalam kebijakan di tingkat lokal.

Keberhasilan lokalisasi strategi penanggulangan ekstremisme di Indonesia, menurut Ruby, adalah buah dari hasil kerja sama yang erat antara pemerintah dan masyarakat sipil. Program-program yang melibatkan masyarakat sipil, terutama perempuan, tidak hanya memberikan target yang jelas, tetapi juga menciptakan dampak yang berkelanjutan.

  (*/Red Jaya)

CATATAN REDAKSI

Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers.

Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: jurnalsembilanofficial@gmail.com.
Terima kasih.

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!