Jakarta, Jurnalsembilan.com- Syahrul Mohammad Noer melakukan konspirasi dengan cara rekayasa terhadap perubahan Akte Pendirian PT. IBP dan melakukan penjualan perusahaan tersebut kepada pihak ketiga tanpa pemberitahuan kepada salah satu pemilik saham di
Batam, Paulus adalah salah satu pemilik saham (korban) dalam keterangan persnya kepada media Paulus membeberkan keteranganya sesuai Akte Pendirian No. 1 tahun 2017 yang diterbitkan Notaris Zainun Ahmadi, S.H., M.Kn., beralamat di Jl. Tebet Timur Dalam Raya No. 62 Jakarta Selatan.
Dalam Akte Pendirian tersebut terdapat susunan Direksi sebagai berikut.
Direktur : Syahrul Mohammad Noer.
Direktur : Paulus
Dewan Komisaris : Wajis Andi Mangkonna.
Dalam perjalanannya, pada tahun 2020 Paulus membeli saham perusahaan sehingga dirinya memiliki saham sebesar 51 ℅ dan menjadikannya sebagai Direktur Utama. Dalam proses perubahan kepemilikan saham dan perubahan jabatan dilakukan melalui Notaris Andreas Timothy.
Ketika Akte perubahan selesai dan segala biaya pengurusan dibayarkan oleh Paulus, Akte Perubahan yang masih ditangan Notaris Andreas Timothy dalam waktu tiga hari bisa berubah kembali tanpa pemberitahuan dan tanpa Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dengan menghilangkan nama Paulus sebagai Direktur Utama. Hal itu diungkapkan Paulus melalui jumpa Pers dengan beberapa media, yang dilaksanakan di Sunter Mall jakarta Utara. Kamis (3/10/2024). Paulus menerangkan ” bahwa pada Minggu pertama saham saya hilang separuh jadi tinggal 25% , setelah saya pertanyakan kepada notaris ” kenapa saham saya tinggal separuh , jawabanya ” itu salah ketik ,tapi seminggu kemudian saham habis semua” ujar Paulus kecewa
Diketahui belakangan bahwa PT. IBP tersebut telah dijual kepada pihak ketiga oleh Notaris Andreas Timothy tanpa adanya Akte Jual Beli salah satu pemilik saham yaitu Paulus ( tanpa pemberitahuan )
“Andreas Timothy ini memang benar-benar mafia besar dengan mencarikan pembeli dan merekayasa dokumen Akte Jual Beli,” ucap Paulus dengan kesal.
Ia menambahkan, masalah ini sudah dilaporkan ke Mabes Polri dimana pada saat dilayangkan surat panggilan kepada pembelinya, lalu pembelinya merasa terkejut akhirnya tiga hari kemudian meninggal dunia.
“Jadi jelas akibat tindakan mafia Andreas Timothy, saya sudah sangat dirugikan dan bahkan pembelinya jadi korban meninggal dunia,” ungkapnya.
“Kami sudah berusaha menemui Notaris Andreas Timothy untuk menyelesaikan secara kekeluargaan karena bagaimanapun perusahaan tersebut adalah milik saya sebagai pemegang saham terbesar 51 ℅. Namun sejak tahun 2020 hingga tahun 2024, selalu menghindar untuk bertemu. Jadi wajar kalau saya mengatakan Notaris Andreas Timothy ini mafia besar dan penipu,” ungkap Paulus dengan penuh kecewa.
“Saya cuma minta dikembalikan saham saya yang 51 % kepada para perampok saham saya, tidak sampai disini saja banyak cara ditempuh oleh Paulus untuk memperjuangkan haknya , dengan elegan ( persuasip ) bahkan berita ini diturunkan ada beberapa media sudah menyambangi kediaman Sahrul Mohamad Noer di jalan pondasi raya no 59 jakarta timur.mengakhiri wawancara dengan media.
Sampai saat ini pak Syahrul Mohammad Noer selaku direktur di PT IBP tidak bersedia memberikan keterangannya kepada awak media yang bertemu langsung dengan alasan sudah diberikan keterangan pada pengacara dan notarisnya juga dilaporkan kepolda metro jaya jadi silahkan berhubungan dengan beliau” ucap Syahrul pergi mengendarai mobil hitamnya . ( mrst )