DETIK DJAKARTA –
Indonesia secara resmi menjadi Ketua ASEAN setelah serah terima posisi keketuaan itu dari Kamboja saat upacara penutupan KTT ASEAN di Phnom Penh hari Minggu (13/11). Apa tantangan eksternal dan internal ASEAN saat ini?
Setelah penyelenggaraan konferensi tingkat tinggi (KTT) ASEAN di Ibu Kota Phnom Penh, rampung; Kamboja menyerahkan jabatan ketua ASEAN kepada Indonesia yang mendapat giliran mulai tahun depan. Penyerahan jabatan ketua ASEAN itu dilakukan oleh Perdana Menteri Kamboja Hun Sen kepada Presiden Joko Widodo.
Pengamat ASEAN dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Faudzan Farhana kepada VOA, Minggu (13/11), mengingatkan adanya tantangan eksternal dan internal bagi ASEAN saat Indonesia menjadi ketua ASEAN tahun depan. Tantangan eksternal terbesar adalah konflik antara Amerika Serikat dan China.
“Sekarang situasi persaingan antara Amerika Serikat dengan China di kawasan semakin hari semakin memanas, mau tidak mau akan mempengaruhi situasi di kawasan (Asia Tenggara), terutama di forum-forum ASEAN yang melibatkan kedua negara karena dua negara ini merupakan mitra ASEAN sejak puluhan tahun,” kata Farhana.
Myanmar Jadi Tantangan Internal Terbesar
Sementara dari sejumlah tantangan internal yang dihadapi ASEAN, yang paling mengganggu adalah menemukan alternatif solusi menghadapi Myanmar. Juga kehadiran anggota baru, Timor Leste, yang secara prinsip disepakati untuk menjadi anggota ke sebelas ASEAN. ASEAN akan menghadapi anggota yang pernah memiliki krisis internal yang berdampak pada situasi regional, sambil menemukan cara mengkonsolidasi anggota baru ini.
Tiga Rekomendasi BRIN
Menurut Farhana, tim dari BRIN sudah menyampaikan tiga rekomendasi kepada Kementerian Luar Negeri untuk dijalankan Indonesia ketika memimpin ASEAN sepanjang 2023. Ketiga poin tersebut adalah bagaimana memastikan sentralitas ASEAN di kawasan, bagaimana menjaga relevansi ASEAN di kawasan, dan bagaimana meningkatkan soliditas antara negara anggota ASEAN.
Terkait isu Laut Cina Selatan, dia berharap Indonesia bisa merampungkan pembahasan draft mengenai norma atau prinsip di kawasan Laut Cina Selatan yang disetujui oleh semua pihak, termasuk Amerika dan China.
Sementara terkait proses masuknya Timor Leste, Indonesia diharapkan dapat memastikan bergabungnya anggota baru ini tidak akan menghambat agenda-agenda yang telah dilaksanakan dan sedang dikerjakan oleh ASEAN.
Farhana berharap Indonesia bisa segera menyelesaikan krisis politik di Myanmar karena sudah berlangsung dua tahun dan korban sudah banyak berjatuhan. Apalagi persoalan Myanmar juga bisa mempengaruhi soliditas dan kredibilitas ASEAN. Indonesia, ujarnya, dapat melanjutkan komitmen ASEAN selama ini yang tidak akan mengundang perwakilan politik Myanmar karena tidak mengakui pemerintahan junta hasil kudeta militer.
Peran Strategis Indonesia
Dihubungi secara terpisah, pengamat ASEAN dari Universitas Padjadjaran, Arfin Sudirman menjelaskan Indonesia bisa memainkan peran strategis sebagai ketua ASEAN tahun depan dan diharapkan sebagai negara senior di ASEAN, negara anggota lainnya bisa mengikuti kebijakan luar negeri Indonesia di ASEAN. Dia menambahkan ASEAN menjadi prioritas utama kebijakan luar negeri Indonesia.
Menurutnya, Indonesia mewarisi masalah dari ketua-ketua ASEAN sebelumnya, termasuk isu Myanmar.
“Indonesia harus bisa menunjukkan superioritasnya, senioritasnya di ASEAN untuk menekan Myanmar untuk menjalankan lima poin konsensus yang disepakati oleh ASEAN untuk mengembalikan Myanmar menjadi negara demokratis lagi,” ujar Arfin.
Ia menambahkan bahwa Indonesia sedianya dapat mendorong negara-negara lain, seperti Thailand, Kamboja, dan Laos untuk menekan Myanmar menaati lima poin konsensus. Selama ini Indonesia dikenal paling vokal dan bahkan memberi ultimatum untuk membekukan keanggotaan Myanmar di ASEAN.
ASEAN Outlook on the Indo-Pacific dinilai dapat menjadi jalan tengan persaingan sengit Amerika dan China. Di satu sisi konsep ini menjabarkan posisi Indo-Pasifik yang terbuka, tetapi di sisi lain mempertegas harapan untuk merangkul atau tidak membuat China gusar.
Kekuatan utama Indonesia sebagai Ketua ASEAN nanti adalah rekam jejaknya selama ini dalam memimpin ASEAN. Kementerian Luar Negeri cukup baik menjaga memori institusional terkait bagaimana Indonesia harus menjadi pemimpin di ASEAN sehingga diyakini Indonesia akan dapat memainkan peran sangat baik sebagai ketua nantinya.