J9 – JAKARTA | Perkembangan perekonomian 2021 mensinyalkan tanda-tanda pemulihan seiring penurunan jumlah kasus aktif Covid19 dan vaksinasi yang semakin meningkat. Laju pertumbuhan ekonomi berada di jalur positif dalam dua triwulan terakhir, diikuti dengan cukup stabilnya nilai tukar Rupiah.
Pada 2022 mendatang sejumlah tantangan pemulihan ekonomi sudah menghadang, baik dari sisi kesehatan, harga energi, inflasi, hingga dinamika sektor kevangan yang berpotensi menghadapi berbagai guncangan. Di sisi lain, pemulihan ekonomi belum ditopang oleh fundamental yang cukup kokoh. Saat permintaan mulai meningkat, ketergantungan Industri pada bahan baku/bahan penolong impor berpotensi menekan kinerja neraca perdagangan dan nilai tukar pada saat yang bersamaan. Tren peningkatan inflasi dapat mengerek suku bunga global yang memicu larinya modal ke negara-negara maju sehingga stabilitas nilai tukar terganggu.
Untuk hal itu, INDEF (Institute for Development of Economics and Finance) menggelar Seminar Proyeksi Ekonomi Indonesia 2022 dengan teman Pemulihan Di Atas Fundamental Rapuh, di Hotel Mercure, Jakarta, Rabu, 24 November 2021.
Proyeksi Ekonomi Indonesia (PEI) INDEF ke-26 ini merupakan kegiatan yang rutin dilakukan INDEF sebagai upaya mengevaluasi perekonomian secara obyektif dan Independen selama setahun, serta memproyeksikan kinerja perekonomian di tahun depan. PEI 2022 ”INDEF mengambil tema “Pemulihan di Atas Pundamental Rapuh” dengan harapan menjadi pengingat sekaligus penyemangat bagi para pemangku kepentingan ekonomi agar semakin mampu menghasilkan kebijakan yang dapat memperkokoh fundamental ekonomi ke depan.
Dalam sambutannya, Direktur INDEF, Tauhid Ahmad, menyampaikan bahwa “Tahun 2022 adalah tahun recovery kebangkitan ekonomi, tapi kita juga berhadapan dengan ancaman lain, salah satunya adalah Covid Gelombang 3, sehingga pengendalian Covid kedepan adalah hal yang akan menjadi tantangan bagi perekonomian Indonesia ke depan. Saya berharap INDEF dapat menjadi second Opinion bagi kebijakan Pemerintah Indonesia” ujarnya.
Sementara itu, Keynote Speech yang seharusnya dilakukan oleh Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi, diwakilkan kepada DR. Kasan, Kepala BPPP Kementerian Perdagangan RI, yang dilakukan secara daring. Dalam penyampaiannya, DR. Kasan menyampaikan “Proyeksi Ekonomi Indonesia tahun 2021 mengalami kenaikan di Tri Wulan III, sejak Indonesia mengalami krisis karena Pandemi Covid-19 sejak tahun 2019. Namun, Ekspor Indonesia ke negara-negara tujuan, mengalami peningkatan”.
“Begitupun dengan perkembangan Ekonomi Digital, hal ini bukan hanya e-commerce. tahun 2021, ekonomi digital Indonesia mencapai 4% dari PDB, dan diprediksi di tahun 2030 akan menjadi 8%” lanjutnya. (MA)