Jurnalsembilan.com | Jakarta, 5 Oktober 2025 – Figur Hasyim, SE menjadi salah satu kisah sukses paling konsisten dalam dunia politik di Kota Medan dan Provinsi Sumatera Utara. Sejak memulai kiprahnya di panggung politik pada 2009, Hasyim menapaki setiap tahapan karier dengan dedikasi tinggi — dimulai dari anggota DPRD Medan periode 2009–2014, kembali terpilih pada periode 2014–2019, hingga dipercaya menjabat sebagai Ketua DPRD Kota Medan periode 2019–2024. Kini, amanahnya berlanjut di tingkat provinsi sebagai Anggota DPRD Sumatera Utara periode 2024–2029.
Selain kiprah legislatifnya, Hasyim juga dikenal sebagai Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Medan selama dua periode berturut-turut. Di bawah kepemimpinannya, PDIP menorehkan sejarah baru dengan meraih kursi terbanyak di DPRD Medan sekaligus mempertahankan posisi Ketua DPRD dari kader PDIP. Capaian tersebut menjadikan Hasyim sebagai arsitek kemenangan PDIP Medan yang memahami aspirasi rakyat di akar rumput.
Namun, di tengah berbagai capaian politik itu, Hasyim kini dihadapkan pada serangan politik bernuansa etnis yang berupaya menjatuhkan kredibilitasnya. Meski demikian, Hasyim tetap menunjukkan ketenangan dan kedewasaan politik. Ia memilih untuk fokus bekerja dan mengabdi kepada masyarakat, alih-alih menanggapi dengan emosi.
Menurut pengamat dan aktivis sosial H. Indra Pohan, upaya menyerang Hasyim justru menandakan semakin kuatnya posisi politik dan sosial yang dimilikinya.
Hasyim itu simbol kerja nyata. Ia memimpin dengan strategi dan konsistensi, bukan emosi. Selama dua periode memimpin PDIP Medan, partai ini selalu menang besar. Jadi kalau ada yang menggoyangnya dengan isu etnis, itu justru tanda ketakutan terhadap keteguhannya,” ujar Indra Pohan kepada wartawan di Jakarta, Minggu (5/10/2025).
Indra menilai Hasyim sebagai figur pluralis dan toleran, yang selalu mengedepankan komunikasi lintas komunitas serta menjunjung nilai kebersamaan. Di bawah kepemimpinannya, PDIP Medan tumbuh menjadi partai yang solid, terbuka, dan menjadi wadah pendidikan politik yang sehat bagi generasi muda.
Medan butuh pemimpin seperti Hasyim pemimpin yang bisa mempersatukan, bukan memecah-belah. Ia mampu menjaga harmoni di tengah keberagaman,” tegas Indra.
Menjelang kemungkinan periode ketiganya sebagai Ketua DPC PDIP Kota Medan, dukungan terhadap Hasyim semakin meluas. Para kader, simpatisan, dan masyarakat umum menilai sosoknya masih sangat dibutuhkan untuk menjaga stabilitas politik dan keberlanjutan program kerakyatan PDIP di Kota Medan.
Perjalanan politik Hasyim, SE menjadi refleksi bahwa keberhasilan tidak ditentukan oleh latar belakang, melainkan oleh ketulusan, kerja keras, dan kemampuan memimpin dengan hati. Di tengah dinamika politik yang sering diwarnai intrik, sosok Hasyim tampil sebagai teladan bahwa politik bisa dijalankan dengan etika, nilai, dan pengabdian nyata untuk rakyat.
(red/tim)