Jurnalsembilan.com | Jakarta – Tim kajian Lab 45 menyelenggarakan seminar nasional di Gedung Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Jakarta, yang membahas tren perjalanan demokrasi Indonesia sejak 1945 hingga 2025. Forum ini digelar untuk merumuskan rekomendasi strategis demi memastikan cita-cita Indonesia Emas 2045 dapat tercapai(20/8/2025
Penasehat Senior Lab 45, Andi Wijayanto, mengungkapkan bahwa salah satu temuan utama seminar hari pertama adalah adanya fenomena regresi demokrasi yang mulai tampak sejak era pas careformasi.
Indonesia pernah mencapai capaian demokrasi terbaik usai Pemilu 1955 dan Pemilu 1999. Namun setelah itu, kualitas demokrasi justru mengalami regresi yang cukup signifikan. Kondisi ini menjadi tantangan besar yang harus segera kita atasi,” tegas Andi Wijayanto.
Menurutnya, pelemahan demokrasi tercermin dari masih lemahnya fungsi pengawasan terhadap eksekutif, legislatif, maupun yudikatif. Selain itu, peran media dan partai politik juga harus diperkuat agar demokrasi tetap berada pada jalurnya.
Hubungan Media dan Pemerintah
Dalam diskusi, Andi menekankan pentingnya keseimbangan antara independensi media dengan komunikasi pemerintah.
Komunikasi yang efektif dari pemerintah jangan sampai berubah menjadi propaganda. Pertemuan rutin dengan pimpinan media harus dipastikan tetap dalam koridor demokrasi, sehingga kebijakan pemerintah dapat dipahami publik tanpa mengurangi independensi pers,” ujarnya.
Andi juga menyinggung pentingnya kritik dalam sistem demokrasi. Ia mengapresiasi sikap Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Tahunan MPR, yang menegaskan bahwa kritik merupakan bagian penting untuk memperbaiki kualitas kebijakan negara.
Kritik yang berbasis data justru memperkuat demokrasi. Pemerintah yang terbuka terhadap kritik akan lebih cepat melakukan koreksi, sehingga arah pembangunan tetap berada di jalur yang benar,” tambahnya.
Seminar ini dihadiri berbagai pemangku kepentingan, mulai dari akademisi, praktisi, hingga perwakilan kementerian. Forum ini menjadi ruang evaluasi bersama sekaligus wadah untuk memikirkan mitigasi atas regresi demokrasi yang terjadi.
Acara ini adalah upaya bersama untuk memastikan Indonesia mampu menjaga kualitas demokrasinya. Dengan mitigasi yang tepat, kita bisa menjaga cita-cita besar Indonesia Emas 2045,” tutup Andi Wijayanto.
(red/Jaya Putra)