Jurnalsembilan.com | Jakarta – Konferensi pers sekaligus orasi ilmiah bertema Strategi Pembangunan Infrastruktur dan Kewilayahan Menuju Indonesia Emas 2045” digelar di Gedung Perpustakaan Nasional, Jakarta. Acara ini turut dihadiri sejumlah tokoh nasional, di antaranya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), politisi senior Theo L. Sambuaga, serta jajaran akademisi dan pejabat negara(25/8/2025)
Dalam kesempatan tersebut, Theo L. Sambuaga menyampaikan penghormatan dan kenangan atas kepemimpinan Presiden ketiga Republik Indonesia, BJ Habibie, yang dikenal sebagai Bapak Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Indonesia.
Sepanjang hidupnya beliau mengabdikan diri pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk industri pesawat terbang nasional. Pada masa kepresidenannya, beliau juga membuka ruang bagi kritik masyarakat dan mempercepat Pemilu dari tahun 2002 menjadi 1999. Saat itu jumlah peserta Pemilu melonjak dari tiga partai menjadi 48 partai politik. Itu adalah tonggak pembangunan demokrasi di Indonesia,” ujar Theo.
Theo juga menyinggung masa krisis ekonomi 1998. Inflasi yang sempat mendekati 600 persen dalam waktu singkat berhasil ditekan hingga mendekati 20 persen menjelang akhir masa jabatan Presiden ketiga pada Oktober 1999. “Itu adalah salah satu keberhasilan nyata yang patut dikenang,” tambahnya.
Ia menegaskan bahwa dalam Sidang MPR 1999, BJ Habibie masih memiliki peluang besar untuk terpilih kembali. Beliau bukan ditolak, hanya kalah tipis sekitar 30 suara. Banyak yang mendesak agar beliau maju lagi, tetapi beliau memilih memberi kesempatan kepada tokoh lain,” ungkap Theo.
Selain mengenang Habibie, forum ini juga membahas arah pembangunan infrastruktur dan tata kewilayahan menuju Indonesia Emas 2045. AHY dalam sambutannya menekankan pentingnya kesinambungan visi pembangunan lintas generasi.
Acara ini meneguhkan kembali warisan kepemimpinan Presiden ketiga sekaligus mengingatkan pentingnya strategi pembangunan nasional yang berorientasi pada ilmu pengetahuan, teknologi, dan demokrasi.
(red/tim)