Jakarta | Jurnalsembilan.com – Suasana haru dan khidmat menyelimuti kompleks Maqam Mbah Priok, Tanjung Priok, Minggu sore (25/5/2025). Ratusan jamaah dari berbagai penjuru memadati area makam keramat itu untuk mengikuti peringatan haul ke-4 Abah Sting, seorang tokoh kharismatik yang semasa hidupnya dikenal sebagai penjaga syiar Islam dan pewaris spiritual di kawasan tersebut.
Abah Sting, yang memiliki nama lengkap Sayyid Abdulloh bin Abdul Rahman Alaydrus, bukan hanya seorang ulama, tetapi juga sosok yang menyatukan umat melalui pendekatan spiritual dan kebijaksanaannya. Haul kali ini menjadi bukti nyata bahwa perjuangannya masih hidup dan dicintai.
Dimulai pukul 15.00 WIB, rangkaian acara diwarnai lantunan doa-doa, zikir, dan tausiyah dari para habaib dan ulama ternama seperti Habib Muhammad bin Jindan, Habib Soleh, dan Kyai Syaifullah Amin.
Mereka mengenang betapa besar pengaruh Abah Sting dalam menjaga keutuhan dakwah Islam dan tradisi di Maqam Mbah Priok. Abah Sting adalah lentera yang menerangi jalan banyak orang. Beliau tidak hanya berdakwah dengan kata, tapi juga dengan teladan,” ujar Habib Muhammad bin Jindan dalam ceramahnya yang membuat banyak jamaah menitikkan air mata.
Perjuangan itu diteruskan oleh murid-muridnya, terutama oleh ustadz Achmad Chandra Saputra, yang dipercaya memimpin Yayasan Maqam Mbah Priok Habib Sting. Dalam sambutannya, ustadz Achmad menyampaikan komitmennya untuk menjaga warisan sang guru.
Abah Sting selalu mengajarkan kami untuk ikhlas dan istiqamah. Amanah ini berat, tapi insya Allah kami akan terus menjaga syiar ini sebagaimana yang beliau titipkan,”tandasnyaย dengan suara bergetar.
Kisah silsilah Abah Sting pun turut diungkap oleh Habib Soleh, keturunan dari Habib Achmad, sosok penting dalam sejarah Maqam Mbah Priok. Ia menceritakan bahwa perjuangan syiar Islam terus berlanjut melalui jalur keluarga dan keturunan.
Syiar ini bukan hanya warisan keluarga, tapi juga warisan umat. Jangan sampai melenceng dari jalurnya. Tugas kita bersama untuk menjaganya,โ tegasnya.
Bagi banyak orang, Maqam Mbah Priok bukan hanya tempat ziarah. Ia adalah pusat spiritual, tempat menenangkan hati, dan ruang untuk kembali pada nilai-nilai keislaman yang penuh cinta dan kasih.
Haul ke-4 ini menjadi momentum penting untuk menyatukan umat, mempererat silaturahmi, dan mengingat kembali pentingnya melanjutkan perjuangan dakwah yang penuh kasih dan kebijaksanaan.
(red/JP)