J9 – JAKARTA | Pilpres 2024 tinggal 2 tahun lagi. Tentunya beberapa nama calon-calon yang diusung sudah santer dan terang-terangan dikumandangkan. Dari beberapa nama tersebut diusung oleh partai-partai besar dan juga para relawan yang mendukung calon presiden tersebut.
Rakyat Indonesia bebas memilih nantinya siapa calon yang bisa menjawab inspirasi mereka. Dari beberapa nama calon yang sudah diusung oleh beberapa parpol dan relawan, ada juga muncul ke permukaan nama-nama Capres alternatif pada tahun 2024. Tentunya hal tersebut menambah kemeriahan dalam Pilpres 2024.
Melihat hal tersebut, Lingkar Studio Politik Indonesia (LSPI) mengadakan Seminar Publik dengan mengambil tajuk “Peta Politik dan Peluang Elektoral Capres Alternatif 2024”, hari Minggu (21/11/2021), pukul 13.00-16.30 win, bertempat di Restoran Mbok Berek Ny.Umi, jalan Prof. Dr. Soepomo, Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan.
Sebagai Narasumber dalam acara Seminar, Direktor Eksekutifa Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno, Wasekjen Partai Gerindra Andy Wijaya, Director Eksekutif Politika Research and Consulting, Juru Bicara Muda PAN Dimas P Akbar dengan moderator Direktur LSPI Subairi Muzakki.
Acara seminar publik tersebut diselenggarakan membahas bagaimana wacana yang berkembang mengenai calon presiden alternatif. Banyak pemaparan yang disadur oleh masing-masing narasumber dalam acara seminar tersebut.
Acara dibuka dengan narasi singkat dari moderator Subairi Muzakki. Beliau menjelaskan bagaimana suara publik yang mengusung nama capres 2024 nantinya.
Rio Prayoga, memaparkan, “Ada tiga nama besar calon presiden menurut survey, antara lain Prabowo, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. Persepsi massa / publik dan persepsi parpol. Ada beberapa nama dari papan tengah atau alternatif, seperti Sandiago Uno, Ridwan Kamil. Puan Maharani, Riris Handayani atau Risma, dan Agus Harimukti Yudoyono atau AHY. Hasil Survey ini merupakan pandangan dari publik yang muncul, “ujarnya.
Andy Wijaya, Wasekjen Partai Gerindra mengatakan, ” Pasca pilpres 2019, muncul lagi tiga besar nama (Prabowo, Ganjar, Anies). Para pejabat pemerintah(Gubernur) juga menjadi sorotan karena beberapa nama masuk dalam nominasi.”
“Di Partai Gerindra, sampai sekarang melalui Rakernas, tetap ingin memajukan ketua umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Namun keputusan dari ketua umum sendiri belum memberikan kesiapannya. Soal maju atau tidak, semua tergantung dari bapak Prabowo, ” jelas Andy.
Adi Prayitno memaparkan, “Pembagian tingkatan cluster nama capres alternatif, Sandi termasuk nama yang eksis di cluster tengah nama capres dalam pilpres 2024. Partai akan realistis melihat suara publik dalam mempersiapkan capres 2024.”
“Salah satu nama, Sandiaga Uno, ada magnet secara alamiah karena dapat diterima oleh di semua pihak. Sandi selalu masuk dalam 7 besar nama capres menurut lembaga survey, tergantung akselerasinya kedepan,” ujarnya.
Dimas Akbar memaparkan, “Tahun 2024 akan sangat dinamis dan cair dalam dinamika capres dan cawapres 2024. Publik berhak menganalisis dan memilih. Banyaknya parpol yang mengusung ketua umum mereka sebagai Capres. Hal tersebut nantinya akan muncul ketika Rakernas dari masing-masing Partai Politik.”
“Ada aspirasi publik dan aspirasi parpol. Maka akan terjadi tarik menarik kepentingan. Parpol besar seperti PDIP dan Golkar sudah mempublish calon mereka, Puan dan Erlangga. Melalui rilis lembaga survey mengenai calon presiden alternatif yang diinginkan oleh suara publik, ” jelas Dimas.
Dari kesimpulan diskusi publik, ada hal-hal penting. Pertama, ada kepentingan politik dan kepentingan publik. Kedua, minimal bisa 3 nominasi nama capres yang akan muncul di Pilpres 2024. Dengan melihat hasil lembaga survey, maka dapat memunculkan nama Capres alternatif yang dapat diperhitungkan dalam konstelasi politik Pilpres 2024 nantinya. (*)